Perjudian, khususnya melalui kasino, telah menjadi industri global yang menghasilkan pendapatan besar bagi banyak negara. Namun, di balik gemerlapnya kasino dan potensi keuntungan ekonomi, beberapa negara justru mengalami kerugian signifikan akibat aktivitas ini pada tahun 2024. Kerugian tersebut tidak hanya terbatas pada aspek finansial, tetapi juga mencakup dampak sosial, kesehatan masyarakat, dan ekonomi yang lebih luas. Berikut adalah ulasan tentang beberapa negara yang menghadapi tantangan tersebut berdasarkan tren dan data terkini.
Amerika Serikat: Kerugian Finansial dan Sosial yang Meningkat
Amerika Serikat, sebagai salah satu pusat perjudian dunia dengan kota seperti Las Vegas dan Atlantic City, mencatat kerugian tahunan akibat perjudian yang mencapai 116,9 miliar dolar AS pada tahun 2024. Meskipun industri kasino menyumbang pendapatan pajak yang besar, dampak negatifnya terhadap masyarakat tidak dapat diabaikan. Lonjakan taruhan olahraga pasca-legalisasi pada 2018 terus mendorong partisipasi masyarakat, dengan sekitar 26% orang dewasa bertaruh pada acara seperti Super Bowl pada tahun 2024, menghasilkan total taruhan sebesar 23,1 miliar dolar AS. Namun, kerugian individu akibat kecanduan judi menyebabkan meningkatnya utang rumah tangga, kebangkrutan, dan biaya sosial seperti layanan rehabilitasi yang membebani anggaran negara.
China: Makau dan Lotere Menyumbang Kerugian Besar
Di China, perjudian secara umum ilegal di daratan utama, tetapi Makau—wilayah administratif khusus—menjadi pengecualian sebagai pusat kasino terbesar di dunia. Pada tahun 2024, kerugian tahunan akibat perjudian di China diperkirakan mencapai 62,4 miliar dolar AS. Meskipun kasino di Makau menghasilkan pendapatan 22,3 miliar dolar AS pada 2023, angka ini tidak cukup untuk mengimbangi kerugian yang dialami individu dan keluarga akibat kecanduan judi. Selain itu, lotere resmi negara seperti Welfare Lottery dan Sports Lottery juga berkontribusi pada kerugian finansial masyarakat, terutama di kalangan berpenghasilan rendah, yang memperburuk kesenjangan ekonomi.
Australia: “Pokies” dan Masalah Kesehatan Publik
Australia mencatat kerugian sebesar 18,3 miliar dolar AS pada tahun 2024 akibat aktivitas perjudian, dengan fokus utama pada mesin slot atau “pokies.” Sekitar 40% penduduk Australia berjudi setiap minggu, dan negara bagian New South Wales menjadi pusat konsentrasi mesin slot terbesar. Namun, dampaknya terhadap kesehatan publik sangat signifikan, dengan 80.000 hingga 160.000 orang dewasa dilaporkan mengalami kecanduan judi. Biaya untuk menangani masalah ini, termasuk layanan konseling dan rehabilitasi, membebani sistem kesehatan negara, sementara produktivitas tenaga kerja menurun akibat gangguan tersebut.
Inggris: Perjudian Online yang Meroket
Inggris menghadapi kerugian sebesar 18 miliar dolar AS pada tahun 2024, sebagian besar didorong oleh perjudian online yang berkembang pesat pasca-pandemi COVID-19. Pendapatan perjudian online diperkirakan mencapai 16,39 miliar dolar AS pada tahun tersebut, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 4% hingga 2028. Namun, meningkatnya aksesibilitas perjudian daring telah menyebabkan lonjakan kecanduan, terutama di kalangan generasi muda. Pemerintah Inggris harus mengeluarkan dana tambahan untuk kampanye kesadaran dan penegakan hukum terhadap situs ilegal, yang semakin memperparah beban fiskal.
Jepang: Pachinko dan Tantangan Regulasi
Jepang, meskipun melarang banyak bentuk perjudian, mengalami kerugian sebesar 24,1 miliar dolar AS pada tahun 2024, terutama melalui permainan Pachinko yang dianggap sebagai “hiburan budaya.” Popularitas Pachinko dan taruhan legal pada balapan kuda serta perahu terus menarik partisipasi masyarakat. Namun, kurangnya regulasi ketat terhadap industri ini menyebabkan kerugian finansial individu yang signifikan, serta meningkatnya kejahatan terkait perjudian, seperti pencucian uang, yang memaksa pemerintah mengalokasikan sumber daya tambahan untuk penegakan hukum.
Dampak Lebih Luas dan Tantangan ke Depan
Kerugian yang dialami negara-negara ini pada tahun 2024 menunjukkan bahwa industri kasino, meskipun menguntungkan secara ekonomi dalam jangka pendek, sering kali membawa konsekuensi jangka panjang yang mahal. Kecanduan judi tidak hanya menguras tabungan pribadi, tetapi juga meningkatkan biaya sosial seperti layanan kesehatan mental, pengangguran, dan penegakan hukum. Selain itu, negara-negara yang terlalu bergantung pada pendapatan perjudian menghadapi risiko ketidakstabilan ekonomi jika terjadi perubahan regulasi atau penurunan minat masyarakat.
Pada akhirnya, tahun 2024 menjadi pengingat bahwa kasino dan perjudian bukanlah sekadar sumber hiburan atau pendapatan, tetapi juga tantangan kompleks yang membutuhkan keseimbangan antara manfaat ekonomi dan perlindungan masyarakat. Negara-negara yang terkena dampak perlu mempertimbangkan strategi mitigasi yang lebih efektif, seperti regulasi yang lebih ketat, edukasi publik, dan diversifikasi sumber pendapatan, untuk mengurangi kerugian di masa mendatang.