Singapura, sebuah negara kota yang dikenal dengan kemajuan ekonominya dan tata kelola yang ketat, memiliki pendekatan yang unik terhadap legalitas kasino. Selama beberapa dekade, perjudian dalam bentuk apa pun dianggap tabu dan dilarang keras di negara ini. Namun, pada awal abad ke-21, pemerintah Singapura mulai mempertimbangkan ulang kebijakan ini, yang pada akhirnya membawa perubahan besar dalam lanskap hukum dan ekonomi negara tersebut. Artikel ini akan membahas sejarah, perkembangan, regulasi, serta dampak legalitas kasino di Singapura.
Sebelum kasino dilegalkan, perjudian di Singapura berada dalam lingkup yang sangat terbatas dan diatur ketat. Pada era kolonial, aktivitas perjudian kecil-kecilan ada tetapi tidak diizinkan secara resmi. Setelah kemerdekaan pada tahun 1965, pemerintah Singapura di bawah kepemimpinan Lee Kuan Yew mengambil sikap tegas terhadap perjudian, menganggapnya sebagai aktivitas yang dapat merusak moral masyarakat dan stabilitas sosial. Larangan ini mencerminkan nilai-nilai konservatif yang menjadi dasar pembangunan negara.
Namun, ada pengecualian kecil. Singapore Pools, sebuah organisasi milik negara, didirikan pada tahun 1968 untuk menyediakan layanan lotre dan taruhan olahraga yang legal. Tujuannya adalah untuk mengendalikan perjudian ilegal dan mengalihkan pendapatan dari aktivitas tersebut ke proyek-proyek sosial. Meski demikian, kasino dalam bentuk fisik tetap dilarang hingga awal 2000-an.
Pada tahun 2005, pemerintah Singapura mengumumkan keputusan bersejarah untuk melegalkan kasino sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi. Keputusan ini tidak diambil secara gegabah; melainkan melalui debat panjang di parlemen dan masyarakat. Perd40ana Menteri saat itu, Lee Hsien Loong, menyatakan bahwa kasino dapat meningkatkan pariwisata, menciptakan lapangan kerja, dan menambah pendapatan negara—semuanya merupakan elemen penting untuk menjaga daya saing Singapura di kawasan Asia.
Keputusan ini diwujudkan melalui pengesahan Casino Control Act pada tahun 2006. Undang-undang ini menjadi landasan hukum untuk operasi kasino di Singapura. Pemerintah menetapkan bahwa hanya dua kasino terpadu (Integrated Resorts atau IR) yang akan diizinkan beroperasi: Marina Bay Sands dan Resorts World Sentosa. Kedua resor ini tidak hanya berfungsi sebagai kasino, tetapi juga sebagai pusat hiburan, hotel, pusat konvensi, dan atraksi wisata lainnya. Pendekatan ini bertujuan untuk meminimalkan persepsi negatif tentang perjudian dan memaksimalkan manfaat ekonomi.
Legalitas kasino di Singapura tidak berarti kebebasan tanpa batas. Pemerintah menerapkan regulasi yang sangat ketat untuk memastikan bahwa industri ini berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan dampak sosial yang merugikan. Casino Regulatory Authority (CRA) didirikan untuk mengawasi operasi kasino, memastikan kepatuhan terhadap hukum, dan mencegah aktivitas ilegal seperti pencucian uang.
- Biaya Masuk untuk Warga Lokal: Warga Singapura dan penduduk tetap harus membayar biaya masuk sebesar SGD 150 per hari atau SGD 3.000 per tahun untuk memasuki kasino. Kebijakan ini dirancang untuk mencegah perjudian kompulsif di kalangan penduduk lokal, sementara wisatawan asing dapat masuk secara gratis.
- Larangan bagi Kelompok Tertentu: Individu di bawah usia 21 tahun, penerima bantuan sosial, dan mereka yang dinyatakan bangkrut dilarang memasuki kasino.
- Program Pengecualian: Keluarga dapat mengajukan pengecualian bagi anggota keluarga mereka yang dianggap memiliki masalah perjudian, dan individu juga dapat secara sukarela mengecualikan diri dari kasino.
- Pajak dan Kontribusi: Operator kasino dikenakan pajak yang tinggi, dan sebagian pendapatan dialokasikan untuk proyek sosial dan pembangunan infrastruktur.
Regulasi ini mencerminkan pendekatan pragmatis Singapura: melegalkan kasino untuk keuntungan ekonomi sambil menjaga kontrol ketat untuk melindungi masyarakat.
Sejak Marina Bay Sands dan Resorts World Sentosa mulai beroperasi masing-masing pada tahun 2010, dampaknya terhadap ekonomi Singapura sangat signifikan. Kedua resor ini telah menarik jutaan wisatawan setiap tahun, meningkatkan pendapatan sektor pariwisata secara keseluruhan. Menurut data, pada tahun pertama operasinya, kedua kasino menyumbang miliaran dolar Singapura ke PDB negara. Selain itu, ribuan lapangan kerja tercipta, mulai dari pekerjaan di bidang perhotelan hingga teknologi dan keamanan.
Namun, legalitas kasino juga membawa tantangan sosial. Meskipun ada regulasi ketat, jumlah kasus perjudian kompulsif meningkat di kalangan penduduk lokal. Pemerintah merespons dengan memperkuat program konseling dan dukungan bagi individu yang terkena dampak. Selain itu, biaya masuk yang tinggi ternyata tidak sepenuhnya efektif mencegah semua warga lokal dari kecanduan judi, meskipun berhasil mengurangi jumlah pengunjung kasual.
Dari sudut pandang global, Singapura sering dijadikan contoh bagaimana sebuah negara dapat menyeimbangkan legalitas kasino dengan kepentingan sosial. Pendekatan ini berbeda dengan negara-negara seperti Amerika Serikat, di mana kasino lebih tersebar dan regulasinya bervariasi antar negara bagian, atau Macau, yang menjadi pusat perjudian tanpa batasan ketat seperti di Singapura. Model Singapura menarik perhatian negara-negara lain di Asia Tenggara yang sedang mempertimbangkan legalisasi kasino, seperti Thailand dan Vietnam.
Meskipun sukses secara ekonomi, legalitas kasino tetap menjadi topik kontroversial di Singapura. Sebagian masyarakat, terutama kelompok konservatif dan agama, berpendapat bahwa kasino bertentangan dengan nilai-nilai tradisional Singapura. Mereka khawatir bahwa perjudian dapat merusak struktur keluarga dan meningkatkan kejahatan. Di sisi lain, pendukung legalisasi menegaskan bahwa manfaat ekonomi jauh lebih besar daripada risikonya, terutama karena adanya regulasi yang ketat.
Pada tahun 2025, kasino tetap menjadi pilar penting dalam strategi ekonomi Singapura. Pemerintah terus mengevaluasi kebijakan ini untuk memastikan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Ada pembicaraan tentang kemungkinan ekspansi Integrated Resorts di masa depan, tetapi keputusan tersebut kemungkinan akan bergantung pada analisis dampak jangka panjang.
Singapura juga menghadapi persaingan yang semakin ketat dari negara-negara tetangga yang mulai mengembangkan industri perjudian mereka sendiri. Untuk tetap kompetitif, Marina Bay Sands dan Resorts World Sentosa terus berinovasi dengan menambahkan fasilitas baru dan menarik lebih banyak acara internasional.
Legalisasi kasino di Singapura adalah contoh nyata dari pendekatan pragmatis yang menjadi ciri khas negara ini. Dengan regulasi yang ketat dan visi ekonomi yang jelas, Singapura berhasil mengubah industri yang sebelumnya dianggap tabu menjadi salah satu penggerak utama ekonominya. Namun, keberhasilan ini tidak lepas dari tantangan sosial yang terus dipantau dan ditangani oleh pemerintah. Legalitas kasino di Singapura bukan hanya tentang perjudian, tetapi tentang bagaimana sebuah negara dapat menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan nilai-nilai masyarakatnya. Keputusan ini, meskipun kontroversial, telah membuktikan bahwa dengan pengelolaan yang tepat, kasino dapat menjadi aset berharga bagi sebuah negara.